Postingan

POST TERBARU

Hukum Berbicara Ketika Khutbah Jum’at

  Hukum Berbicara Ketika Khutbah Jum’at Muhammad Abduh Tuasikal, MSc December 1, 2011 12  116,146  8 minutes read Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.  Ketika menghadiri shalat Jum’at di masjid, tentu terdapat adab yang mesti diperhatikan. Di antara adab tersebut adalah tidak berbicara ketika imam sedang khutbah jum’at. Daftar Isi     tutup   1.   Berbagai Hadits yang Menunjukkan Larangan 2.   Kalam Ulama 3.   “Ngobrol” Ketika Imam Berkhutbah, Haram ataukah Makruh? 4.   Memperingatkan Orang Lain Saat Khutbah Cukup dengan Isyarat 5.   Menjawab Salam Orang Lain Saat Khutbah 6.   Menjawab Salam Khotib 7.   Menjawab Kumandang Adzan 8.   Menjawab Shalawat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 9.   Menjawab Orang yang Bersin 10.   Berbicara dengan Khotib Berbagai Hadits yang Menunjukkan Larangan Dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu,  ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu

Keutamaan Puasa Asyura / Puasa 10 Muharram

Keutamaan Puasa Asyura Apa saja keutamaan puasa Asyura? Puasa Asyura ini dilakukan pada hari kesepuluh dari bulan Muharram dan lebih baik jika ditambahkan pada hari kesembilan. Berikut beberapa keutamaan puasa Asyura yang semestinya kita tahu sehingga semangat melakukan puasa tersebut. 1- Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163). Muharram disebut syahrullah yaitu bulan Allah, itu menunjukkan kemuliaan bulan tersebut. Ath Thibiy mengatakan bahwa yang dimaksud dengan puasa di syahrullah yaitu puasa Asyura. Sedangkan Al Qori mengatakan bahwa hadits di atas yang dimaksudkan adalah seluruh bulan Muharr

Hukum Puasa 11 Muharram

Hukum Puasa 11 Muharram Boleh saja dan sah puasa pada 11 Muharram dengan beberapa alasan. Pertama: Sebagian ulama menganggap tingkatan puasa yang paling tinggi dari puasa Asyura adalah berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharram (tiga hari sekaligus), di bawah itu adalah berpuasa 9 dan 10 Muharram, di bawah itu adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. Tiga tingkatan ini dijelaskan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah dalam Zaad Al-Ma’ad, 2:72. Kedua: Jika ragu menentukan awal bulan Muharram. Seperti di tahun 1439 H ini, ada yang mengatakan 10 Muharram itu jatuh pada hari Sabtu, ada yang mengatakan pada hari Ahad. Baiknya puasa saja tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, ”Jika ragu mengenai penentuan hilal awal  Muharram, maka boleh berpuasa pada tiga hari sekaligus (hari 9, 10, dan 11 Muharram) untuk kehati-hatian.” Ibnu Rajab menyatakan bahwa Ibnu Sirin juga berpendapat seperti itu. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 99) Ketiga: Berpuasa 9, 10, dan 11 Muharram

Anjuran Puasa Muharram / Puasa Asyura / Kapan Puasa 10 Muharram

Anjuran Puasa Muharram Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya, أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah). Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55) Lalu mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Sya’ban bukan malah bulan Muharram? Ada dua jawaban yang dikemukakan oleh Imam Nawawi. 1- Mungkin saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui keutamaan banyak berpuasa di bulan Muharram di akhir hayat hidup beliau. 2- Boleh jadi pula beliau memiliki udzur ketika

Ringan di Lisan Berat di Timbangan - Falah Amnan

 Ringan di Lisan, Berat di Timbangan Sebuah dzikir yang mudah dirutinkan setiap saat, namun berat di timbangan amalan. Dzikir tersebut adalah bacaan “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”. Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ “Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694) Dalam Muqoddimah Al Fath (Fathul Bari), Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan keutamaan hadits tersebut sebagai berikut: Maksud “dua kalimat” adalah untuk memotivasi berdzikir dengan kalimat yang ringan. Maksud “dua kalimat yang dicintai” adalah untuk mendorong orang berdzikir karena kedua kalimat te
MENURUT Ustadz Muhammad Jazir MUSLIM DIBAGI MENJADI 3 Golongan : 1. M1 Muslim Kuwalitas 1, Muslim yang Peduli dengan Islam dan Peduli dengan Kaum Muslimin. 2. M2 Muslim Kuwalitas 2, Muslim tidak peduli dengan Agama Islam dan tidak peduli dengan nasib Kaum Muslimin. 3. M3 Muslim Kuwalitas 3, Muslim yang tidak peduli dengan Islam, dan tidak suka dengan berkembangnya Islam. Titik diatas adalah pernyataan dari Ustadz M Jazir, kebawah ini Tulisan Mimin. Kalo Mimin ditambah 1 lagi. 4. M4 Muslim Kuwalitas 4, Muslim yang peduli dengan ibadah dirinya sendiri, dan tidak peduli dengan Kaum Muslimin. Ini bukan pembagian yang berdasar Dalil Al Qur'an ataupun Hadits, namun ini pembagian berdasar atas Pengalaman Manajemen Masjid. Pembagian ini bukan ingin menjudge menghakimi atau suka menilai manusia lain, bukan itu maksudnya. Namun, Pembagian ini berdasar untuk bertujuan bagaimana Muslim menjadi kuwalitas M1 yaitu menanamkan diri ke warga bahwa menjadi Muslim yang baik adalah Muslim yang Peduli

7 CONTOH MUQADDIMAH DALAM BERBAGAI ACARA

  7 CONTOH MUQADDIMAH DALAM BERBAGAI ACARA   1. MUQADDIMAH YANG UMUM DIGUNAKAN   Salah satu muqaddimah ceramah yang paling sering didengar adalah innal hamdalillah. Berikut ini muqaddimah innalhamdalillah dan artinya.   إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ….   Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shall