MACAM MACAM DOA ISTIFTAH/IFTITAH

MACAM DOA ISTIFTAH

Doa Istiftah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram dan ta’awudz sebelum membaca surat Al Fatihah.

Hukum Membaca Doa Istiftah Hukum membacanya adalah sunnah. Diantaranya dalilnya …

Doa Istiftah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram dan ta’awudz sebelum membaca surat Al Fatihah.

Hukum Membaca Doa Istiftah
Hukum membacanya adalah sunnah. Diantaranya dalilnya adalah hadist dari Abu Hurairah:
ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇﺫﺍ ﻛﺒَّﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ؛ ﺳﻜﺖَ ﻫُﻨَﻴَّﺔ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺃ . ﻓﻘﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﺑﺄﺑﻲ ﺃﻧﺖ ﻭﺃﻣﻲ؛ ﺃﺭﺃﻳﺖ ﺳﻜﻮﺗﻚ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻭﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ؛ ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻝ؟ ﻗﺎﻝ : ” ﺃﻗﻮﻝ : … ” ﻓﺬﻛﺮﻩ
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)
” (Muttafaqun ‘alaih )

Setelah menyebut beberapa doa istiftah dalam kitab Al Adzkar, Imam An Nawawi berkata: “Ketahuilah bahwa semua doa-doa ini hukumnya mustahabbah (sunnah) dalam shalat wajib maupun shalat sunnah” ( Al Adzkar, 1/107).

Demikianlah pendapat jumhur ulama, kecuali Imam Malik rahimahullah .

Beliau berpendapat, yang dibaca setelah
takbiratul ihram adalah ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ yaitu surat Al Fatihah. Tentu saja pendapat beliau ini tidak tepat karena bertentangan dengan banyak dalil.

Macam-macam Doa Istiftah
Ada beberapa macam jenis doa istiftah yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabatnya, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.

Berikut ini macam-macam doa istiftah yang shahih, berdasarkan penelitian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah terhadap dalil-dalil doa istiftah, yang tercantum dalam kitab beliau Sifatu
Shalatin Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam :

Pertama
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﻋِﺪْ ﺑَﻴْﻨِﻲ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻱَ، ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺎﻋَﺪْﺕَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻤَﺸْﺮِﻕِ ﻭَﺍﻟﻤَﻐْﺮِﺏِ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻧَﻘِّﻨِﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺨَﻄَﺎﻳَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﻨَﻘَّﻰ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏُ ﺍﻷَﺑْﻴَﺾُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻧَﺲِ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﺴِﻞْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻱَ ﺑِﺎﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﺜَّﻠْﺞِ ﻭَﺍﻟﺒَﺮَﺩِ

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin ” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat fardhu. Doa ini adalah doa yang paling shahih diantara doa istiftah lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (2/183).

Kedua
ﻭَﺟَّﻬْﺖُ ﻭَﺟْﻬِﻲَ ﻟِﻠَّﺬِﻱ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ، ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ، ﺇِﻥَّ ﺻَﻠَﺎﺗِﻲ، ﻭَﻧُﺴُﻜِﻲ، ﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَ، ﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ، ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ، ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﻧْﺖَ ﺭَﺑِّﻲ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُﻙَ، ﻇَﻠَﻤْﺖُ ﻧَﻔْﺴِﻲ، ﻭَﺍﻋْﺘَﺮَﻓْﺖُ ﺑِﺬَﻧْﺒِﻲ، ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﺫُﻧُﻮﺑِﻲ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ، ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ، ﻭَﺍﻫْﺪِﻧِﻲ ﻟِﺄَﺣْﺴَﻦِ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻟِﺄَﺣْﺴَﻨِﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ، ﻭَﺍﺻْﺮِﻑْ ﻋَﻨِّﻲ ﺳَﻴِّﺌَﻬَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﺼْﺮِﻑُ ﻋَﻨِّﻲ ﺳَﻴِّﺌَﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ، ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻭَﺳَﻌْﺪَﻳْﻚَ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮُ ﻛُﻠُّﻪُ ﻓِﻲ ﻳَﺪَﻳْﻚَ، ﻭَﺍﻟﺸَّﺮُّ ﻟَﻴْﺲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ، ﺃَﻧَﺎ ﺑِﻚَ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ، ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻴْﺖَ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu ” (HR. Muslim 2/185 – 186)

Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat fardhu dan shalat sunnah.

Ketiga
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻭَﺟَّﻬْﺖُ ﻭَﺟْﻬِﻲَ ﻟِﻠَّﺬِﻱ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ، ﺇِﻥَّ ﺻَﻠَﺎﺗِﻲ ﻭَﻧُﺴُﻜِﻲ ﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَ ﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji”. (HR. An Nasa-i, 1/143. Di shahihkan Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/251)

Keempat
ﺇِﻥَّ ﺻَﻠَﺎﺗِﻲ ﻭَﻧُﺴُﻜِﻲ ﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَ ﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ . ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِﻧِﻲ ﻟِﺄَﺣْﺴَﻦِ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﻭَﺃَﺣْﺴَﻦِ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻟِﺄَﺣْﺴَﻨِﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ، ﻭَﻗِﻨِﻲ ﺳَﻴِّﺊَ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﻭَﺳَﻴِّﺊَ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ ﻟَﺎ ﻳَﻘِﻲ ﺳَﻴِّﺌَﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ

“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau”. (HR. An Nasa-i 1/141, Ad Daruquthni 112)

Kelima 
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﺍﺳْﻤُﻚَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺟَﺪُّﻙَ ﻭَﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﻏَﻴْﺮُﻙَ

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/252)

Doa ini juga diriwayatkan dari sahabat lain secara marfu’ , yaitu dari ‘Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir Radhiallahu’anhum .

Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat :
ﺃﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﻛﺎﻥ ﻳﺠﻬﺮ ﺑﻬﺆﻻﺀ ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﻳﻘﻮﻝ : ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺑﺤﻤﺪﻙ . ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﺳﻤﻚ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺟﺪﻙ . ﻭﻻ ﺇﻟﻪ ﻏﻴﺮﻙ
“Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika shalat) : (lalu menyebut doa di atas) ” (HR. Muslim no.399)

Demikianlah, doa ini banyak diamalkan oleh para sahabat Nabi, sehingga para ulama pun banyak yang lebih menyukai untuk mengamalkan doa ini dalam shalat. Selain itu doa ini cukup singkat dan sangat tepat bagi imam yang mengimami banyak orang yang kondisinya lemah, semisal anak-anak dan orang tua.

Keenam
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﺍﺳْﻤُﻚَ، ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺟَﺪُّﻙَ، ﻭَﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﻏَﻴْﺮَﻙَ
3x ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ
3x ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha Besar (3x) ” (HR.Abu Daud 1/124, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/252)

Ketujuh
ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ، ﻭَﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑُﻜْﺮَﺓً ﻭَﺃَﺻِﻴﻠًﺎ

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang ” (HR. Muslim 2/99)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata:
ﺑﻴﻨﻤﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺼﻠﻲ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ؛ ﺇﺫ ﻗﺎﻝ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻮﻡ : … ﻓﺬﻛﺮﻩ . ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ” ﻋﺠﺒﺖ ﻟﻬﺎ ! ﻓﺘﺤﺖ ﻟﻬﺎ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ .“ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ : ﻓﻤﺎ ﺗﺮﻛﺘﻬﻦ ﻣﻨﺬ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ
“Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘ Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit ‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.

Kedelapan
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺣَﻤْﺪًﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻓِﻴﻪِ

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya ” (HR. Muslim 2/99).

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik
Radhiallahu’anhu , ketika ada seorang lelaki yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
ﻟﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺛﻨﻲ ﻋﺸﺮ ﻣﻠﻜﺎً ﻳﺒﺘﺪﺭﻭﻧﻬﺎ ؛ ﺃﻳﻬﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ
“Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala) ”

Kesembilan
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﺃَﻧْﺖَ ﻗَﻴِّﻢُ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﻦْ ﻓِﻴﻬِﻦَّ، ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟَﻚَ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﻦْ ﻓِﻴﻬِﻦَّ، ﻭَﻟَﻚَ ﺍKesembilanﻟﺤَﻤْﺪُ ﺃَﻧْﺖَ ﻧُﻮﺭُ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﻦْ ﻓِﻴﻬِﻦَّ، ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﺃَﻧْﺖَ ﻣَﻠِﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ، ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟﺤَﻤْﺪُ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺤَﻖُّ ﻭَﻭَﻋْﺪُﻙَ ﺍﻟﺤَﻖُّ، ﻭَﻟِﻘَﺎﺅُﻙَ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﻗَﻮْﻟُﻚَ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﺍﻟﺠَﻨَّﺔُ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﺍﻟﻨَّﺒِﻴُّﻮﻥَ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺣَﻖٌّ، ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺣَﻖٌّ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ ﺃَﺳْﻠَﻤْﺖُ، ﻭَﺑِﻚَ ﺁﻣَﻨْﺖُ، ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ، ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺃَﻧَﺒْﺖُ، ﻭَﺑِﻚَ ﺧَﺎﺻَﻤْﺖُ، ﻭَﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺣَﺎﻛَﻤْﺖُ، ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻣَﺎ ﻗَﺪَّﻣْﺖُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺧَّﺮْﺕُ، ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺳْﺮَﺭْﺕُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻨْﺖُ، ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﻤُﻘَﺪِّﻡُ، ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﻤُﺆَﺧِّﺮُ، ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ

“Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim dan Al Muakhir. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366 – 367, 13/399, Muslim 2/184)
Doa istiftah ini sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.

Kesepuluh
ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺟَﺒْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ، ﻭَﻣِﻴﻜَﺎﺋِﻴﻞَ، ﻭَﺇِﺳْﺮَﺍﻓِﻴﻞَ، ﻓَﺎﻃِﺮَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ، ﻋَﺎﻟِﻢَ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐِ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓِ، ﺃَﻧْﺖَ ﺗَﺤْﻜُﻢُ ﺑَﻴْﻦَ ﻋِﺒَﺎﺩِﻙَ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓِﻴﻪِ ﻳَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮﻥَ، ﺍﻫْﺪِﻧِﻲ ﻟِﻤَﺎ ﺍﺧْﺘُﻠِﻒَ ﻓِﻴﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻚَ، ﺇِﻧَّﻚَ ﺗَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦْ ﺗَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

“Ya Allah, Rabb-nya malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui hal ghaib dan juga nyata. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja yang Engkau kehendaki” (HR. Muslim 2/185)

Doa istiftah ini juga sering dibaca Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika shalat malam. Namun tetap masyru’ juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.

Kesebelas
10x ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻛﺒﺮ
10x ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ
10x ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ
10x ﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ
10x ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ،ﻭَﺍﻫْﺪِﻧِﻲ، ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨِﻲ ﻭَﻋَﺎﻓِﻨِﻲ
10x ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻀِّﻴﻖِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏِ

“Allah Maha Besar” 10x
“Segala pujian bagi Allah” 10x
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” 10x
“Aku memohon ampun kepada Allah” 10x
“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan berilah aku kesehatan” 10x
“Ya Allah, aku berlindung dari kesempitan di hari kiamat” 10x
(HR. Ahmad 6/143, Ath Thabrani dalam Al Ausath 62/2. Dihasankan Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/267)

Kedua Belas
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ‏[ ﺛﻼﺛﺎً ‏] ، ﺫُﻭ ﺍﻟْﻤَﻠَﻜُﻮﺕِ، ﻭَﺍﻟْﺠَﺒَﺮُﻭﺕِ ﻭَﺍﻟْﻜِﺒْﺮِﻳَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻈَﻤَﺔِ
“Allah Maha Besar” 3x
“Yang memiliki kerajaan besar, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan” (HR. Ath Thayalisi 56, Al Baihaqi 2/121 – 122)

Adab Membaca Doa Istiftah
Beberapa adab membaca doa istiftah dijelaskan oleh Imam An Nawawi dalam kitab Al Adzkar (1/107) :

1. Disunnahkan menggabung beberapa doa istiftah, dalam shalat yang sendirian. Atau juga bagi imam, bila diizinkan oleh makmum. Jika makmum tidak mengizinkan, maka jangan membaca doa yang terlalu panjang. Bahkan sebaiknya membaca yang singkat. Imam An Nawawi nampaknya mengisyaratkan hadits:
ﺇﺫﺍ ﺃﻡ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻠﻴﺨﻔﻒ . ﻓﺈﻥ ﻓﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ﻭﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺍﻟﻀﻌﻴﻒ ﻭﺍﻟﻤﺮﻳﺾ . ﻓﺈﺫﺍ ﺻﻠﻰ ﻭﺣﺪﻩ ﻓﻠﻴﺼﻞ ﻛﻴﻒ ﺷﺎﺀ
“Jika seseorang menjadi imam, hendaknya ia ringankan shalatnya. Karena di barisan makmum terdapat anak kecil, orang tua, orang lemah, orang sakit. Adapun jika shalat sendirian, barulah shalat sesuai keinginannya ” (HR.Muslim 467)

2. Jika datang sebagai makmum masbuk, tetap membaca doa istiftah. Kecuali jika sudah akan segera ruku’, dan khawatir tidak sempat membaca Al Fatihah. Jika demikian keadaannya, sebaiknya tidak perlu membaca istiftah, namun berusaha menyelesaikan membaca Al Fatihah. Karena membaca Al Fatihah itu rukun shalat.

3. Jika mendapati imam tidak sedang berdiri, misalnya sedang rukuk, atau duduk di antara dua sujud atau sedang sujud, maka makmum langsung mengikuti posisi imam dan membaca sebagaimana yang dibaca imam. Tidak perlu membaca doa istiftah ketika itu.

4. Para ulama Syafi’iyyah berbeda pendapat mengenai anjuran membaca doa istiftah ketika shalat jenazah. Menurut An Nawawi, yang lebih tepat adalah tidak perlu membacanya, karena shalat jenazah itu sudah selayaknya ringan.

5. Membaca doa istiftah itu hukumnya sunnah, tidak wajib. Jika seseorang meninggalkannya, tidak perlu sujud sahwi.
6. Yang sesuai sunnah, doa istiftah dibaca dengan sirr (lirih). Jika dibaca dengan jahr (keras) hukumnya makruh, namun tidak membatalkan shalat.

Demikian tulisan ringkas ini. Semoga bermanfaat.

ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ

Penulis: Yulian Purnama

https://muslim.or.id/7934-macam-–-macam-doa-istiftah.html
http://falahamnan.blogspot.com

Postingan populer dari blog ini

Anfiq unfiq alaik(a)

APAKAH KOTORAN KUCING NAJIS Ustadz Badru Salam

Derajat Hadits Rahasiakan Khitbah (Pertunangan) dan Umumkan Pernikahan