Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 8, 2017

AGAR TERLINDUNG DARI GANGGUAN SETAN KETIKA KELUAR RUMAH

Gambar
Agar Terlindung dari Gangguan Setan Ketika Keluar Rumah         Hendaknya setiap muslim selalu merutinkan dzikir ini setiap kali dia keluar rumah untuk menunaikan hajat baik yang berkaitan dengan maslahat agama maupun dunianya. Dengan membaca dzikir ini, seseorang akan terjaga dalam perjalanannya, juga akan ditolong ketika menunaikan hajat dunia maupun agamanya.     Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa ajma’in.   Mungkin banyak di antara kita yang melupakan dzikir yang satu ini ketika hendak keluar rumah, padahal do’a ini memiliki faedah yang luar biasa. Apa dzikir tersebut? Ketika keluar rumah, hendaklah setiap muslim merutinkan dzikir:  Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah  (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya). Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَك

MEMBUKA TANGAN KETIKA SALAM, SHALAT BATALKAH?

Membuka Tangan Ketika Salam, Shalat Batal? Ada beberapa orang yang shalat, ketika salam mereka membuka tangan kanan dan kiri. Menoleh ke kanan membuka tangan kanan. Menoleh ke kiri sambil membuka tangan kiri. Ada juga, ketika menoleh k kanan membuka tangan kanan, dan menoleh ke kiri, tangannya diam saja. Ketika saya tanya, mengapa tangan kanan dibuka, sementara tangan kiri diam. Jawab dia, ini isyarat dan harapan, ketika kita salam ke kanan, kita berharap terbukalah pintu surga. Dan ketika kita menoleh ke kiri kita berharap, tertutuplah pintu neraka. Bagaimana menurut pendapat ustad… apakah shalatnya sah? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Membuka tangan kanan dan kiri ketika menoleh pada saat salam, kebiasaan ini pernah dilakukan sebagian sahabat di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau melarangnya. Sahabat Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu bercerita, كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قُلْنَ

AMALAN YANG BERMANFAAT BAGI MAYIT

Gambar
Amalan-amalan yang Bermanfaat Bagi Mayit         Setiap kali kami memunculkan masalah menghadiahkan pahala untuk mayit, banyak di antara pengunjung Rumaysho.com yang memberi komentar negatif dan tanda tidak setuju. Oleh karena itu, kami sengaja membuat tulisan tersendiri yang ingin membahas lebih panjang lebar masalah ini yang rujukannya tentu saja Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pemahaman generasi terbaik dari umat Islam. Semoga Allah memudahkan kaum muslimin untuk memahami tulisan ini. Hanya Allah yang memberi taufik. Allah  Ta’ala  berfirman, وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى “ Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya .” (QS. An Najm: 39). Dari ayat ini, sebagian ulama mengatakan bahwa usaha orang lain tidak akan bermanfaat bagi si mayit. Namun pendapat ini adalah pendapat yang kurang tepat. Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa manusia tidaklah mendapatkan manfaat kecuali apa yang telah ia usah

TERPUTUSNYA AMALAN SELAIN TIGA PERKARA

Gambar
Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara         Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di  antara  amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut. Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh ” (HR. Muslim no. 1631) Faedah dari hadits di atas: Pertama : Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia. Kedua : Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala,