Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 8, 2016

MENUJU KEBENARAN BUKAN PEMBENARAN

Gambar
Menuju Kebenaran Bukan Pembenaran ( Jangan engkau debat aku , jika engkau tak suka padaku maka tinggalkan . Jika ingin menegurku , lewatlah jalur pribadi ). Oleh : Akhy Untung Prasetyo (Falah Amnan Al Islam) ---------------------------------------- ---------------------------------------- Bismillah, Assalamu'alikum Muslim... Ini perjalanan keadaan Agama seseorang dalam kenyataan perjalanannya, yang mana berangkat dari ketidaktahuan hingga sedikit mengenal kebenaran yang sesuai dengan apa yang haq, seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya yaitu yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah. Awal berangkat mengenal Agama dari masa mumayyiz telah belajar dari guru dimasjid masjid belajar membaca Al Qur'an. Ditempat kami Mayoritas pengajar dan masjid masjid disekitar dengan pengajar dari Oraganisasi kebanggaan kami dulu dari umat NU. Meskipun dikota kami adalah tempat tanah kelahiran Ormas Muhammadiyah. Hingga umur menginjak 20 tahun lebih kami mengamal

SIKAP ISLAMI MENGHADAPI ULANG TAHUN

Sikap Yang Islami Menghadapi Hari Ulang Tahun Ada hari yang dirasa spesial bagi kebanyakan orang. Hari yang mengajak untuk melempar jauh ingatan ke belakang, ketika saat ia dilahirkan ke muka bumi, atau ketika masih dalam buaian dan saat-saat masih bermain dengan ceria menikmati masa kecil. Ketika hari itu datang, manusia pun kembali mengangkat jemarinya, untuk menghitung kembali tahun-tahun yang telah dilaluinya di dunia. Ya, hari itu disebut dengan hari ulang tahun. Nah sekarang, pertanyaan yang hendak kita cari tahu jawabannya adalah: Bagaimana sikap yang Islami menghadapi hari ulang tahun? Jika hari ulang tahun dihadapi dengan melakukan perayaan, baik berupa acara pesta, atau makan besar, atau syukuran, dan semacamnya maka kita bagi dalam dua kemungkinan. Kemungkinan pertama , perayaan tersebut dimaksudkan dalam rangka ibadah. Misalnya dimaksudkan sebagai ritualisasi rasa syukur, atau misalnya dengan acara tertentu yang di dalam ada doa-doa atau bacaan dzikir-dzikir tertentu.

TANYA JAWAB SEPUTAR ULANG TAHUN

“Hukum Mengucapkan Selamat Ulang Tahun” 1. ismail said: July 6th, 2011 at 8:09 am tapi pak ustad.. tapi.. hanya mengucapkannya saja kan gak apa2.. karena disana kami saling mengingatkan akan kebaikan bukan akan kemaksiatan.. jd pada wktu ulang tahun tiba.. lebih baik kita merayakannya dengan bermuhasabah Yang dipermasalahkan di sini bukan ucapan selamatnya semata dan bukan pula isi dari pestanya, akan tetapi asal perayaan ulang tahun ini adalah dari hari raya orang-orang kafir, sementara seorang muslim dilarang untuk meniru orang kafir. 2. esaindo said: October 18th, 2011 at 10:57 pm ustadz, ana mau tanya, sebaiknya gimana sikap orang yang mendapatkan ucapan selamat ultah dari teman ? DIam saja atau gimana ? Knapa bgitu ? mohon bimbingannya dalam memahami ajaran agama ini. Jazaakallahu khoiron. Dia bilang saja, terima kasih tapi lebih baik lagi jika didoakan kebaikan. 3. Niki said: November 20th, 2011 at 6:51 pm kalau orang yg merayakan hari ulang tahun.ny dg cara mmberi mak

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN

Hukum Mengucapkan Selamat Ulang Tahun assalamualaikum. afwan ustadz, ana mnt tolong dijelaskan tentang hukum mengucapkan “selamat ulang tahun” pd hari kelahiran, serta memberikan ucapan “selamat(met milad” kepada orang lain yang pada saat itu sedang ulang tahun. Karena setau ana merayakan ulang tahun itu haram, lantas bagaimana dengan mengucapkannya? barokallohufiykum Jawab : Waalaikumussalam warahmatullah. Ulang tahun termasuk di antara hari-hari raya jahiliah dan tidak pernah dikenal di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan tatkala penentuan hari raya adalah tauqifiah (terbatas pada dalil yang ada), maka menentukan suatu hari sebagai hari raya tanpa dalil adalah perbuatan bid’ah dalam agama dan berkata atas nama Allah tanpa ilmu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu: ﻗَﺪِﻣْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺎﻥِ ﺗَﻠْﻌَﺒُﻮْﻥَ ﻓِﻴْﻬِﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ , ﻭَﻗَﺪْ ﺃَﺑْﺪَﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ : ﻳَﻮْﻡ

HUKUM PERAYAAN HARI KELAHIRAN (ULANG TAHUN) DAN MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN

Hukum Perayaan Hari Kelahiran (Ulang Tahun) dan Mengucapkan Selamat Ulang Tahun Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya serta mereka yang mengikuti jejak langkahnya. Amma ba’d. Saya telah mengkaji makalah yang diterbitkan oleh koran Al-Madinah yang terbit pada hari Senin, tanggal 28/12/1410 H. Isinya menyebutkan bahwa saudara Jamal Muhammad Al-Qadhi, pernah menyaksikan program Abna’ Al-Islam yang disiarkan oleh televisi Saudi yang menayangkan acara yang mencakup perayaan hari kelahiran. Saudara Jamal menanyakan, apakah perayaan hari kelahiran dibolehkan Islam? dst. Jawaban . Tidak diragukan lagi bahwa Allah telah mensyari’atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat, yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari raya jahiliyah. Di samping itu Allah pun me

HUKUM MERAYAKAN HARI LAHIR

Hukum Merayakan Hari Lahir (ulang tahun) Seseorang. Apa hukum merayakan berlalunya satu atau dua tahun atau lebih atau kurang dari dua tahun dari kelahiran seseorang yang biasa disebut ulang tahun atau meniup lilin. Dan apa hukumnya menghadiri pesta perayaan ini. Apakah bila seseorang diundang pada acara tersebut wajib menghadirinya ataukah tidak. Berilah kami jawaban. Dan semoga Allah memberi pahala bagi Anda. Alhamdulillah. Dalil-dalil syariat dari kitab dan sunnah menunjukkan bahwa perayaan hari ulang tahun termasuk bid'ah yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada asalnya dalam syariat yang suci dan tidak boleh memenuhi undangan tersebut karena hal itu berarti mendukung dan mendorong kepada kebid'ahan dan Allah Ta'ala berfirman: "Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang menetapkan syariat bagi mereka berupa agama yang tidak diizinkan oleh Allah." Dan firman Allah: "Kemudian Kami jadikan kamu di atas syariat dari urusan itu maka ikutilah sy

HUKUM MERAYAKAN ULANG TAHUN

Hukum Merayakan Ulang Tahun Apa hukum merayakan ulang tahun atau maulid? Kaum muslimin merayakan hari ulang tahun (Ultah) untuk anak-anak dan ketika itu disajikan makanan untuk para tamu yang hadir. Ketika itu pula disuarakan shalawat nariyah. Apakah makanan yang mereka sajikan kala itu boleh dimakan? Lalu apa dalil jika makanan tersebut tidak boleh dimakan karena mengingat perayaan tersebut tidak ada tuntunannya? Jawab : Perayaan hari kelahiran (maulid) termasuk amalan yang tidak dituntunkan dalam Islam sehingga tak perlu diamalkan. Adapun memakan makanan saat acara tersebut tidaklah dibolehkan. Namun ada yang menganggap bahwa memakan makanan tersebut tak masalah karena tujuannya adalah untuk memuliakan tamu dan semuanya tergantung niat. Akan tetapi yang lebih tepat, maksud menyajikan makanan ketika itu adalah untuk memperingati acara yang tidak ada tuntunannya. Sedangkan makan makanan yang ada pada acara tersebut termasuk dalam tolong menolong dalam dosa dan melampaui batas.
Hukum Merayakan Ulang Tahun Apa hukum merayakan ulang tahun atau maulid? Kaum muslimin merayakan hari ulang tahun (Ultah) untuk anak-anak dan ketika itu disajikan makanan untuk para tamu yang hadir. Ketika itu pula disuarakan shalawat nariyah. Apakah makanan yang mereka sajikan kala itu boleh dimakan? Lalu apa dalil jika makanan tersebut tidak boleh dimakan karena mengingat perayaan tersebut tidak ada tuntunannya? Jawab : Perayaan hari kelahiran (maulid) termasuk amalan yang tidak dituntunkan dalam Islam sehingga tak perlu diamalkan. Adapun memakan makanan saat acara tersebut tidaklah dibolehkan. Namun ada yang menganggap bahwa memakan makanan tersebut tak masalah karena tujuannya adalah untuk memuliakan tamu dan semuanya tergantung niat. Akan tetapi yang lebih tepat, maksud menyajikan makanan ketika itu adalah untuk memperingati acara yang tidak ada tuntunannya. Sedangkan makan makanan yang ada pada acara tersebut termasuk dalam tolong menolong dalam dosa dan melampaui batas.

AKHLAK MULIA

Gambar
AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH MENGAJAK MANUSIA KEPADA AKHLAK YANG MULIA DAN AMAL-AMAL YANG BAIK [1], SERTA MELARANG DARI AKHLAK YANG BURUK [2] Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜْﺖُ ِﻷُﺗَﻤِّﻢَ ﺻَﺎﻟِﺢَ ﺍْﻷَﺧْﻼَﻕِ . “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [3] Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺃَﻛْﻤَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘًﺎ، ﻭَﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِﻬِﻢْ . “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling bai

MENGENAL RASULULLAH DALAM AL QUR'AN

BAGIAN (1) MENGENAL RASULULLAH SAW. MELALUI AYAT SUCI AL- QUR'AN Bismillaahir-rahmaanir-rahiim Sebelum memulai tulisan kali ini, kami dari Khazanah Al-Qur’an mengucapkan selamat berbahagia kepada seluruh umat Muhammad atas lahirnya Manusia Termulia, penutup para Nabi, Baginda Muhammad saw. Kita semua tau bahwa nama Muhammad saw adalah nama yang paling terkenal di segala penjuru langit dan bumi, namun dibalik kemasyhuran namanya, sulit untuk menjangkau keagungan dan kemuliaannya. Kita hanya mampu mengambil penggalan demi penggalan kemuliaannya melalui kabar dari Penciptanya, dari orang-orang terdekatnya atau dari lisan sucinya sendiri. Hari ini kita akan memulai untuk mengenal beliau lebih dalam melalui ayat-ayat suci Al-Qur’an, melalui Dzat yang paling mengenalnya, tiada lain adalah Allah Robbul Alamin. 1. Muhammad saw adalah penutup para Nabi. ﻣَّﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺃَﺑَﺎ ﺃَﺣَﺪٍ ﻣِّﻦ ﺭِّﺟَﺎﻟِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻜِﻦ ﺭَّﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺧَﺎﺗَﻢَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ “Muhammad itu bukanla

MEMBAWA ANAK KECIL KE MASJID WAKTU SHALAT

MEMBAWA ANAK KECIL KE MASJID WAKTU SHALAT Pertanyaan. Assalamu’alaikum, di Mushala dan di masjid ana banyak jama’ah yang membawa anak 3-5 tahun. Ketika shalat mereka bercanda dan jalan-jalan di depan orang shalat. Ini dapat mengganggu kekhusyu’kan orang yang sedang shalat. Apakah ini dapat dibenarkan ? Jawaban. Pada asalnya membawa anak kecil ke masjid pada waktu shalat dibolehkan. Hal ini ditunjukkan oleh banyak hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, antara lain: عَنْ أَبِي قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا رَفَعَ مِنْ السُّجُودِ أَعَادَهَا Dari Abû Qatâdah Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami shalat orang banyak, sedangkan Umâmah bintu Abil ‘Ash, putri Zainab putri Nabi Shallallahu ‘alaihi w

SEPUTAR BID'AH SHALAT TARAWIH

SEPUTAR BID’AH SHALAT TARAWIH Oleh Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc HAKIKAT BID’AH Asal kata bid’ah adalah menciptakan (suatu hal yang baru) tanpa ada contoh sebelumnya [1]. Sebagaimana firman Allah, Allah pencipta langit dan bumi. (Al Baqarah : 117). Bahwa Allah menciptakan keduanya tanpa contoh sebelumnya [2]. Adapun bid’ah menurut makna syar’i, ialah sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Ibnu Taimiyah, yaitu segala cara beragama yang tidak disyari’atkan oleh Allah dan RasulNya; yakni yang tidak diperintahkan, baik dalam wujud perintah wajib atau berbentuk anjuran [3], baik berupa keyakinan, ibadah dan muamalah. Sedangkan menurut Imam Asy Syathibi, bid’ah ialah suatu cara dalam beragama yang dibuat untuk menandingi syari’at yang ada (yakni menyerupai cara ibadah yang disyari’atkan, padahal hakikatnya tidaklah sama, bahkan bertentangan dengannya); tujuan pelaksanaannya ialah untuk berlebihan dalam ibadah kepada Allah. Jadi, yang dimaksud dengan bid’ah, ialah segal